"Apa yang kuberikan untuk Mama...untuk Mama... tersayang.
tak kumiliki sesuatu berharga, untuk Mama...tercinta...
hanya ini kunyanyikan, senandung lagu cintaku untuk Mama.
hanya sebuah lagu sederhana, lagu cintaku untuk.....Mama..."
Sepenggal
lagu yang membuat saya meneteskan air mata, mengingat sosok lembut
yang kini mulai tertih jalannya, sering mengeluhkan pinggang yang mulai
sakit-sakitan.
ketika kita tidak bisa memberikan sesuatu yang besar untuk orang lain, setidaknya ada hal kecil yang kita perbuat yang dapat berdampak besar dalam hidup orang lain. sehingga kita bisa dikenang sampai kapanpun _salam hangat 'miftah'_
everything begining from here
Rabu, 21 Desember 2011
November
November
“Desember tahun ini gimana yan? Nyokap udah kepengen
cepat-cepat soalnya.”
Tidak bisa saya deskripsikan lagi bagaimana perasaan saya
saat kak Didi mengutarakan kalau dia hendak bertemu dengan orang tua saya dan
juga memperkenalkan saya dengan orang tuanya. Sangat bahagia pastinya, akhirnya
ada pria yang gantle mengatakan keseriusannya meskipun dia mengutarakan dengan
mutar-mutar, tapi untung saja saya cepat bisa menganggapi maksud pembicaraan
waktu itu. Alhamdulillah kedua orang tua saya dan kedua orang tuanya menyambut
sangat baik dan tidak ada sedikitpun sikap dari mereka yang mengindikasikan
rasa keberatan. Lagi-lagi Allah SWT melancarkan jalan saya dan dia.
Terang Bulan
Terang
Bulan
“hei, tidak niat mengajak saya pulang bareng entar?”
“hemmm, boleh, entar aku jemput dimana?”
“jemput di polsekta timur aja yan, gimana?”
“hahahha, ogahh..”
“hehehe, saya juga cuma bercanda kok,
trus yan pulang kantornya jam berapa hari ini? Kalau udah kelar kerjanya, saya
langsung ketempat yan saja…”
“iya, dikit lagi yah kak…”
“oke kabarin aja kalau gitu.”
“siiiplaaahh…”
One Day
Gundah masih menyelimuti hati ini, minggu kedua menjalani
kehidupan berumah tangga, rasa khawatir itu mulai muncul, khawatir akan
mengecewakan mertua, takut, tidak sepaham, takut membuat suami merasa tidak
ter-urus dan sebagainya.
Langganan:
Postingan (Atom)