everything begining from here

everything begining from here

Rabu, 21 Desember 2011

November


November
“Desember tahun ini gimana yan? Nyokap udah kepengen cepat-cepat soalnya.”
Tidak bisa saya deskripsikan lagi bagaimana perasaan saya saat kak Didi mengutarakan kalau dia hendak bertemu dengan orang tua saya dan juga memperkenalkan saya dengan orang tuanya. Sangat bahagia pastinya, akhirnya ada pria yang gantle mengatakan keseriusannya meskipun dia mengutarakan dengan mutar-mutar, tapi untung saja saya cepat bisa menganggapi maksud pembicaraan waktu itu. Alhamdulillah kedua orang tua saya dan kedua orang tuanya menyambut sangat baik dan tidak ada sedikitpun sikap dari mereka yang mengindikasikan rasa keberatan. Lagi-lagi Allah SWT melancarkan jalan saya dan dia.
Sayapun sudah ingin segera mungkin untuk melangsungkan pernikahan tentunya dengan orang pilihan hati saya yang diberikan oleh Allah SWT. Dan saya telah memantapkan hati untuk berjalan beriringan dengannya, berharap agar kami direstui untuk menjalin rumahtangga kelak. Banyak wejangan-wejangan yang telah diberikan kedua orang tuanya dan kedua orang tua saya. Berharap pertemuan kedua orang tua kami kelak menemukan titik terang yang membahagiakan untuk kami semua. Berbagai persiapan-persiapan awal telah kita mulai. Mengingat bulan Desember itu tinggal 3 bulan lagi. Tidak lama lagi tentunya. Bukan hal yang sepele yang ingin kami persiapkan, banyak hal yang harus kami bicarakan, menyatukan visi misi, menyiapkan acara akad nikah, perjamuan dan juga yang paling penting restu kedua orang tua dan mental dari saya dan dia. Dengan ucapan Bismillahirahmanirahim saya memantapkan hati, menunggu keputusan hasil pembicaraan kedua orang tua kami, dibulan ini (insyaAllah…). Jujur saja semenjak pertemuan saya dengan mamanya, banyak hal yang mengganjal dihati ini, semua berkecamuk dalam hati ini. Haru, was-was, deg-degan, takut dan bahagia bercampur aduk. Tiga bulan tiba-tiba saja terasa begitu sangat lama buat saya. “Ya Rabbi, ampuni hamba… hamba mohon lancarakan segalanya”
Sebenarnya bukan proses acarnya yang membebani pikiran saya. Tapi ternyata sangat banyak perempuan-perempuan yang sampai diproses ini masih saja diperkenalkan oleh beberapa ibu-ibu teman mamanya kepada mama kak Didi, katanya untuk jadi calon istri kak Didi. Inilah membuat hati saya sangat gusar, mungkin ini bagi orang lain berlebihan, tapi sayapun tidak dapat menghindari perasaan gusar ini. Hanya do’a yang bisa saya panjatkan ditiap sujud dan ruku’, memohon pada-Nya agar merestui usaha yang telah saya dan kak Didi lakukan selama setahun setengah ini. Segala konsekuensi dari keputusan untuk menikah diusia muda pun telah saya pikirkan matang-matang, beberapa referensi buku tentang membangun rumah tangga yang Islami telah saya baca dan sesekali saya share dengan kak Didi. Tentang konsekuensi dari pekerjaan kak Didi yang tidak menutup kemungkinan harus siap ditempatkan diluar kota bahkan dikota yang sangat jauh dari kota kelahiran kami berdua (Makassar). Dan tentunya saya harus siap untuk tetap mendampinginya.
Sebenarnya itu juga sebabnya kenapa selama ini saya selalu mencari pekerjaan yang sudah jelas penempatannya di kota Makassar, dan tidak terikat untuk jangka waktu yang lama. Oleh karena itu ketika saya ditawari menjadi seorang trainer disalah satu bank asing di kota saya, saya langsung menerimanya, karena dalam kontraknya tidak disebutkan kalau “saya harus siap untuk ditempakan dimana saja, dan siap untuk tidak menikah serta tidak hamil selama 2 tahun” seperti bunyi kontrak-kontrak ditempat lain. Saya merasa beruntung mendapat tawaran untuk mencoba hal yang baru, menjadi seorang trainer, mengajar orang-orang sudah bukan hal yang baru lagi untuk saya, namun ini konteks yang berbeda. Karena tiap minggu pesertanya berbeda-beda. Maka dari itu saya langsung saja menerimanya. Berkarier selama status masih single menurut saya sah-sah saja. Karena tidak mungkin saya menyia-nyiakan title yang saya sandang. Namun, ada masanya saya harus memilih, membuat keputusan yang pasti akan merubah 180% kehidupan saya dari sebelumnya. Tapi  itu telah saya pikirkan baik-baik. Dan tanpa dimintapun, kelak pada saatnya saya siap untuk dirumahkan oleh suami saya. Khususnya jika kelak saya diberi keturunan. Bagaimanapun keluarga bagi saya adalah prioritas utama. Perempuan adalah tiang dalam suatu rumah tangga, dan dibutuhkan seorang imam yang kuat untuk tetap menjaga tiang itu tetap berdiri kokoh dan kuat.
Semua telah saya pikirkan, semua siap saya tanggung, dan selalu saya mencoba meyakinkan kak Didi bahwa tidak ada sedikitpun keraguan dalam hati saya untuk mendapinginya. Seperti kata mamanya “yang penting kalian berdua saling sayang dan pengertian, saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing”
Memang tidak banyak syarat yang diajukan oleh mama kak Didi, dan saya mencoba untuk tetap yakin dan memantapkan langkah dengan meminta restu dari orang tua dan tentunya keridhaan dari Allah SWT. Semoga bulan Desember yang kami bisa melaksanakan pernikahan kami (saya dan Kak Didi). Amiinnn Ya Ilahi…. J
Ternyata November
Setelah pertemua kedua orang tua saya dan orang tua Kak Didi, ternyata rencana yang pernikahan yang akan digelar pada bulan Desember dimajukan kebulan November, lebih cepat sebulan dari pembicaraan awal saya dan mama Kak Didi. Semuanya telah dibicarakan, tanggalpun telah ditentukan 27 November 2011  InsyaAllah akan menjadi hari paling bersejarah untuk saya dan Kak Didi. Hari pernikahan kami, setelah berbagai macam proses perkenalan yang kami lewati, tapi tentunya bukan pacaran. Banyak orang yang berpikir bahwa kami ini dijodohkan dan kami berdua sama sekali tidak pacaran dan acarannya pun terkesan mendadak. Hehehe, padahal sama sekali tidak. Semua keperluan yang harus kami persiapkan mulai kami susun, gedung, dekorasi, souvenier, undangan, foto prewedding dan semua yang diibutuhkan sampai acara nanti terlaksana. Harap-harap cemas semakin memenuhi hati dan kepala saya, apalagi bulan Oktober dia akan mengikuti diklat di Jakarta selama sebulan. “Ya Allah mohon jaga dia disana…” hanya berharap semua berjalan lancar. Dan dia tentunya baik-baik saja disana. :D

Tidak ada komentar: