everything begining from here

everything begining from here

Sabtu, 09 Juli 2011

Dahsyatnya Sebuah Keyakinan


Kedua cerita ini berdasarkan pengalaman saya sewaktu mengadakan kelas training.

Bermain Kartu Remi
Kelas training cukup menyenangkan, pesertanya tidak seperti dua hari yang lalu, yang cuma berjumlah dua orang (hiks..hiks..), sekarang pesertanya 6 orang. Meskipun yang kali ini sangat pasif dalam kelas, saya tidak patah semangat dan tetap mencari cari agar kelas training menjadi ramai. Mulai dari melemparkan jokes-jokes ke peserta training sampai memainkan permainan “tebak kartu manipulasi”. Jujur, awalnya saya takut kalau permainan ini akan gagal, karena baru pertama kali akan saya bawakan di depan kelas (sebelumnya saya bawakan didepan teman seorang marketing, sebut saja dia hendra dan hasilnyaaa memalukaannn.). Tapi saya tetap mencoba meyakinkan diri saya bahwa games ini akan berhasil dan bisa membuat suasana kelas menjadi hidup kembali. Satu per satu peserta training mulai memasuki kelas training dan mengambil tempat duduk seperti semula saat sesi pertama. “baiklah teman-teman, sebelum kita mulai sesi kedua ini, saya ingin memberikan games agar mata kita kembali segar, karena biasanya niiih, setelah makan siang banyak yang ngantuk. So, kita coba menghilangkan rasa ngantuk itu dengan tertawa” saya memulai training sesi kedua dengan memberi sedikit intermezzo dan tampak wajah mereka mulai menggambarkan raut penasaran, permainan kartu pun dimulai. Dalam hati ku berdo’a (Ya Rabb, tolong lancarkanlah hariku) hehehe seperti lagu saja.
Saya menunjuk satu peserta untuk menjadi sukarelawan dalam permainan “tebak kartu manipulasi”. Kartu yang digunakan adalah remi, sebenarnya saya kurang akrab dengan jenis-jenis kartu (kecuali kartu ATM dan kartu diskon belanja, hehehe) ini juga salah satunya yang sempat membuat saya takut akan gagal memainkan permainan ini, kumulai permainan dengan memberi pertanyaan yang lebih cenderung meminta untuk memilih, contohnya, “ibu, pilih kartu remi yang hitam atau merah?, pilih gambar atau angka?” dan sampai akhirnya menyisakan satu kartu remi yang akan sama dengan kartu remi yang saya pegang “jack-sekop-hitam” dan semua peserta terkagum-kagum melihatku. Mungkin mereka berpikir, “waah trainernya kecil-kecil jago sulap…!” padahal semua permainan itu hanya rekayasa saya, tanpa mereka sadari….hahahha, selamat tertipu sodara-sodara. Anehnya mereka tidak menyadarinya malah minta diajarkan. Walaaah….tapi yang penting saya sukses, kelas jadi hidup, saya tidak harus malu karena mengecap kegagalan dalam membawakan icebreaker dan mereka juga jadi kembali semangat. Saya hari itu benar-benar menjadi the lucky girl. Yang tadinya hanya berharap sukses menghidupkan suasana kelas dan ternyata saya bahkan bisa membuat peserta tersebut tecengang sesaat. :D
Persentasi Tanpa InFocus
Pagi-pagi sekali saya meninggalkan rumah, karena semalam mendapat sms dari LCM (Loan Center Manager) bahwa kami semua diminta datang ke kantor pukul 07.45 WITA yang artinya lebih cepat dari jadwal masuk kantor biasanya (jika seperti ini pasti ada hal yang suaangaatt urgent yang akan dibahas oleh LCM), karena jarak tempuh rumah ke kantor sangat jauh dan harus saya tempuh dengan menggunakan pete’-pete’ (sebutan untuk mobil angkutan umum di daerah Makassar, berwarna biru muda dan kapasitas penumpangnya maksimal 11 orang) dan supir pete’-pete’ ini paling doyan ngetem menunggu penumpang dan tidak perduli penumpang yang sudah lebih dulu naik sedang terburu-buru atau tidak, maka saya harus menyiasati dengan pagi-pagi buta meninggalkan rumah agar tidak terlambat sampai di kantor. Tepat perkiraan saya, kurang 5 menit sebelum pukul 07.30 saya sampai dikantor. Pelan-pelan menarik napas panjang sambil menatap lurus kearah anak tangga dari basement yang menuju kelantai dasar, “fiuhhhh tangga oh tangga…” gumamku dalam hati. Perasaan ini selalu muncul tiap tiba ditangga bassement ini menuju lantai 3, maklum lift hanya diperuntukkan untuk tamu dan nasabah. Sedangkan karyawan, wajib hukumnya menggunakan tangga manual “nasiiib-nasiibbb, tapi hitung-hitung olah raga jantung sehat juga kaaaannnn” (senyum seikhlasnya) :D
Saya menjadi penghuni pertama lantai 3, kutarik napas panjang dan memulai aktivitas. Karena hari ini ada kelas training maka saya harus mempersiapkan semua yang dibutuhkan. Laptop, infocus, materi, daftar hadir peserta, dan yang lainnya. Setelah semuanya rapi barulah saya membaca ulang materi yang akan saya bawakan sambil menyiapkan icebreaker yang mau saya mainkan dengan peserta. Sambil saya membaca materi dilaptop satu per satu LM (Loan Manager) berdatangan, dan akhirnya LCM (dari tadi menyebutnya kaku banget yah, heheh… sebut saja boss Feri) menghampiri saya dengan wajah yang sumringah. “waaah, ada apa nih? Boss kok datang-datang senyumnya kayak gini? Kangen yee ama saya karena seminggu dia dari Bali-Jakarta…hahaha” gumamku dalam hati. Maklum sindrom GeEr suka kumat pagi-pagi :D
“pagi boss….”
“pagi yan…”
“cieee, udah balik niyeee…” sapaku sambil senyum lebaaaaaaarrr.
“iya nih, datangnya subuh, makanya masuknya telat. Oh iya kamu hari ini ada kelas training yah?”
“iya boss, kenapa?”
“waduuuh, saya lupa kalau ada training hari ini yan”
“emang kenapa sih boss..?”
“rencananya pagi ini mau pake nih tempat training untuk meeting sama LO (Loan Officer/Marketing). Tapi kamu ada training, gimana yah caranya?”
“ya udah emang mau dipake berapa lama boss? Aku undur sejam aja trainingnya.”
“nggak deh…tetap dijalanin aja, saya cari cara dulu yah…”
Dan boss Feri pun meninggalkan saya yang masih kebingungan. Tidak lama dia kembali lagi dan memintaku mengadakan training diruang meeting lantai bawah. Aku meng”iya” kan tapi dalam hati kagetnya minta ampun. Bagaimana tidak, ruang meeting lantai 1 tidak dilengkapi fasilitas infocus seperti dilantai 3.
“kamu bisa nggak training tanpa infocus?” spontan saja aku “iya” kan. Saya meminta semua peserta training untuk ke lantai 1 dan saya merapikan laptop dan peralatan yang lainnya untuk dibawa serta. Menuju tempat training otakku masih berputar mencari cara untuk melakukan training tanpa alat bantu UTAMA, infocus! Tapi saya yakin saya pasti bisa. Rabb-ku pasti memberikan kemudahan. Bismillah….
Kubuka pintu ruang meeting yang menjadi tempat training untuk sesi pertama dan mempersilahkan semua peserta masuk. Kutarik napas dalam-dalam dan membuka kelas training hari itu. Awalnya masih terasa aneh, tapi semakin saya yakin semuanya semakin berlajan lancar. Semua peserta menyimak dan bisa menangkap apa yang saya sampaikan. Sesekali mereka terlihat bosan dan kurang menyimak maka saya ajak bernyanyi dan memberikan permainan dan games-games yang sudah saya persiapkan sebelumnya. Dan suasana kembali hidup dan mereka kembali ON lagi. Yeeaahh…
Akhirnya sesi pertama training hari itu berakhir dengan menyenangkan. Lagi-lagi saya menjadi orang yang beruntung bisa melewati masalah dengan senyuman.  Alhamdulillaaahh…
Dari dua kejadian itulah saya mendapatkan pelajaran tentang hukum ketertarikan, jika kita yakin dapat melakukan sesuatu hal dengan baik, maka kita akan benar-benar berhasil. Begitu juga untuk mempengaruhi orang lain, jika kita ingin mempengaruhi seseorang ataupun sekelompok orang maka sebelumnya kita harus yakin dulu bahwa kita mampu melakukannya. Dan itu telah saya buktikan. Jangan pernah takut melakukan hal-hal baru, kegagalan itu biasa. Yakin Allah akan membatu kita. Hidup adalah resiko, dan telah dirancang sedemikian rupa. Tinggal kita mau menghadapinya seperti apa. Dan saya memilih menghadapi resiko itu dengan sikap “sersan” (sarius tapi santai) dan tentunya dengan keyakinan bisa melewatinya.   
Salam Sukses Trainerr…. ^_^

Tidak ada komentar: