Kedua cerita ini berdasarkan pengalaman saya sewaktu mengadakan kelas training.
Bermain Kartu Remi
Kelas training
cukup menyenangkan, pesertanya tidak seperti dua hari yang lalu, yang cuma
berjumlah dua orang (hiks..hiks..), sekarang pesertanya 6 orang. Meskipun yang
kali ini sangat pasif dalam kelas, saya tidak patah semangat dan tetap mencari
cari agar kelas training menjadi ramai. Mulai dari melemparkan jokes-jokes ke peserta training sampai
memainkan permainan “tebak kartu manipulasi”. Jujur, awalnya saya takut kalau
permainan ini akan gagal, karena baru pertama kali akan saya bawakan di depan
kelas (sebelumnya saya bawakan didepan teman seorang marketing, sebut saja dia
hendra dan hasilnyaaa memalukaannn.). Tapi saya tetap mencoba meyakinkan diri saya bahwa games ini
akan berhasil dan bisa membuat suasana kelas menjadi hidup kembali. Satu per
satu peserta training mulai memasuki kelas training dan mengambil tempat duduk
seperti semula saat sesi pertama. “baiklah teman-teman, sebelum kita mulai sesi
kedua ini, saya ingin memberikan games agar mata kita kembali segar, karena
biasanya niiih, setelah makan siang banyak yang ngantuk. So, kita coba
menghilangkan rasa ngantuk itu dengan tertawa” saya memulai training sesi kedua
dengan memberi sedikit intermezzo dan tampak wajah mereka mulai menggambarkan
raut penasaran, permainan kartu pun dimulai. Dalam hati ku berdo’a (Ya Rabb,
tolong lancarkanlah hariku) hehehe seperti lagu saja.
Saya menunjuk satu peserta untuk menjadi sukarelawan
dalam permainan “tebak kartu manipulasi”. Kartu yang digunakan adalah remi,
sebenarnya saya kurang akrab dengan jenis-jenis kartu (kecuali kartu ATM dan
kartu diskon belanja, hehehe) ini juga salah satunya yang sempat membuat saya
takut akan gagal memainkan permainan ini, kumulai permainan dengan memberi
pertanyaan yang lebih cenderung meminta untuk memilih, contohnya, “ibu, pilih
kartu remi yang hitam atau merah?, pilih gambar atau angka?” dan sampai
akhirnya menyisakan satu kartu remi yang akan sama dengan kartu remi yang saya
pegang “jack-sekop-hitam” dan semua peserta terkagum-kagum melihatku. Mungkin
mereka berpikir, “waah trainernya kecil-kecil jago sulap…!” padahal semua
permainan itu hanya rekayasa saya, tanpa mereka sadari….hahahha, selamat
tertipu sodara-sodara. Anehnya mereka tidak menyadarinya malah minta diajarkan.
Walaaah….tapi yang penting saya sukses, kelas jadi hidup, saya tidak harus malu
karena mengecap kegagalan dalam membawakan icebreaker dan mereka juga jadi
kembali semangat. Saya hari itu benar-benar menjadi the lucky girl. Yang tadinya hanya berharap sukses menghidupkan
suasana kelas dan ternyata saya bahkan bisa membuat peserta tersebut tecengang
sesaat. :D
Persentasi Tanpa InFocus
Pagi-pagi sekali saya meninggalkan rumah, karena semalam mendapat
sms dari LCM (Loan Center Manager)
bahwa kami semua diminta datang ke kantor pukul 07.45 WITA yang artinya lebih
cepat dari jadwal masuk kantor biasanya (jika seperti ini pasti ada hal yang
suaangaatt urgent yang akan dibahas oleh LCM), karena jarak tempuh rumah ke
kantor sangat jauh dan harus saya tempuh dengan menggunakan pete’-pete’ (sebutan untuk mobil
angkutan umum di daerah Makassar, berwarna biru muda dan kapasitas penumpangnya
maksimal 11 orang) dan supir pete’-pete’ ini paling doyan ngetem menunggu penumpang
dan tidak perduli penumpang yang sudah lebih dulu naik sedang terburu-buru atau
tidak, maka saya harus menyiasati dengan pagi-pagi buta meninggalkan rumah agar
tidak terlambat sampai di kantor. Tepat perkiraan saya, kurang 5 menit sebelum
pukul 07.30 saya sampai dikantor. Pelan-pelan menarik napas panjang sambil
menatap lurus kearah anak tangga dari basement
yang menuju kelantai dasar, “fiuhhhh tangga oh tangga…” gumamku dalam hati.
Perasaan ini selalu muncul tiap tiba ditangga bassement ini menuju lantai 3, maklum lift hanya diperuntukkan
untuk tamu dan nasabah. Sedangkan karyawan, wajib hukumnya menggunakan tangga
manual “nasiiib-nasiibbb, tapi hitung-hitung olah raga jantung sehat juga
kaaaannnn” (senyum seikhlasnya) :D
Saya menjadi penghuni pertama lantai 3, kutarik napas
panjang dan memulai aktivitas. Karena hari ini ada kelas training maka saya
harus mempersiapkan semua yang dibutuhkan. Laptop, infocus, materi, daftar hadir peserta, dan yang lainnya. Setelah
semuanya rapi barulah saya membaca ulang materi yang akan saya bawakan sambil
menyiapkan icebreaker yang mau saya mainkan dengan peserta. Sambil saya membaca
materi dilaptop satu per satu LM (Loan
Manager) berdatangan, dan akhirnya LCM (dari tadi menyebutnya kaku banget
yah, heheh… sebut saja boss Feri) menghampiri saya dengan wajah yang sumringah.
“waaah, ada apa nih? Boss kok datang-datang senyumnya kayak gini? Kangen yee
ama saya karena seminggu dia dari Bali-Jakarta…hahaha” gumamku dalam hati.
Maklum sindrom GeEr suka kumat pagi-pagi :D
“pagi boss….”
“pagi yan…”
“cieee, udah balik niyeee…” sapaku sambil senyum lebaaaaaaarrr.
“iya nih, datangnya subuh, makanya masuknya telat. Oh iya kamu hari ini ada
kelas training yah?”
“iya boss, kenapa?”
“waduuuh, saya lupa kalau ada training hari ini yan”
“emang kenapa sih boss..?”
“rencananya pagi ini mau pake nih tempat training untuk meeting sama LO (Loan Officer/Marketing). Tapi kamu ada
training, gimana yah caranya?”
“ya udah emang mau dipake berapa lama boss? Aku undur sejam aja
trainingnya.”
“nggak deh…tetap dijalanin aja, saya cari cara dulu yah…”
Dan boss Feri pun meninggalkan saya yang masih
kebingungan. Tidak lama dia kembali lagi dan memintaku mengadakan training
diruang meeting lantai bawah. Aku meng”iya” kan tapi dalam hati kagetnya minta
ampun. Bagaimana tidak, ruang meeting lantai 1 tidak dilengkapi fasilitas infocus seperti dilantai 3.
“kamu bisa nggak training tanpa infocus?” spontan saja aku “iya” kan. Saya meminta semua peserta
training untuk ke lantai 1 dan saya merapikan laptop dan peralatan yang lainnya
untuk dibawa serta. Menuju tempat training otakku masih berputar mencari cara
untuk melakukan training tanpa alat bantu UTAMA, infocus! Tapi saya yakin saya pasti bisa. Rabb-ku pasti memberikan
kemudahan. Bismillah….
Kubuka pintu ruang meeting yang menjadi tempat training
untuk sesi pertama dan mempersilahkan semua peserta masuk. Kutarik napas
dalam-dalam dan membuka kelas training hari itu. Awalnya masih terasa aneh,
tapi semakin saya yakin semuanya semakin berlajan lancar. Semua peserta
menyimak dan bisa menangkap apa yang saya sampaikan. Sesekali mereka terlihat
bosan dan kurang menyimak maka saya ajak bernyanyi dan memberikan permainan dan
games-games yang sudah saya persiapkan sebelumnya. Dan suasana kembali hidup
dan mereka kembali ON lagi. Yeeaahh…
Akhirnya sesi pertama training hari itu berakhir dengan menyenangkan.
Lagi-lagi saya menjadi orang yang beruntung bisa melewati masalah dengan
senyuman. Alhamdulillaaahh…
Dari dua kejadian itulah saya mendapatkan pelajaran
tentang hukum ketertarikan, jika kita yakin dapat melakukan sesuatu hal dengan
baik, maka kita akan benar-benar berhasil. Begitu juga untuk mempengaruhi orang
lain, jika kita ingin mempengaruhi seseorang ataupun sekelompok orang maka
sebelumnya kita harus yakin dulu bahwa kita mampu melakukannya. Dan itu telah
saya buktikan. Jangan pernah takut melakukan hal-hal baru, kegagalan itu biasa.
Yakin Allah akan membatu kita. Hidup adalah resiko, dan telah dirancang
sedemikian rupa. Tinggal kita mau menghadapinya seperti apa. Dan saya memilih
menghadapi resiko itu dengan sikap “sersan” (sarius tapi santai) dan tentunya
dengan keyakinan bisa melewatinya.
Salam Sukses Trainerr…. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar