everything begining from here

everything begining from here

Selasa, 02 November 2010

MUKENA PERTAMAKU


Kali ini aku ingin menceritakan kisahku, seorang perempuan yang sangat beruntung telah diberi kesempatan kedua oleh Allah untuk memperbaiki kehidupanku. Aku diberikan oleh Allah hidup kedua.
Namaku Fla, anak kedua dari 5 bersaudara dan aku satu-satunya anak perempuan dikeluargaku. Kini diusiaku yang ke-18 aku memutuskan untuk bekerja. Kini aku adalah seorang waitress disalah satu restoran yang cukup terkenal dikotaku. Selepas SMA aku memutuskan untuk tidak melanjutkan ke tingakat perguruan tinggi, bukan karena alasan keuangan, tetapi kondisi keluargaku yang tidak mendukungku untuk melanjutkan. Sepeninggal ayahku karena pembuluh darahnya yang pecah, hidupku jadi berantakan. Sebelum aku masih bisa menghadapai masalah dalam kehidupanku. Kondisi keluargaku memang sidah tidak bisa dikatakan normal lagi layaknya keluarga yang lain, orang tuaku yang sudah 3 tahun terakhir tidak lagi serumah memutuskan untuk bercerai, namun sebelum semuanya terlaksana ayah sudah lebih dulu dipanggil oleh Sang Khalik. Sejak saat itu ibuku yang begitu ramah dan perhatian terahadapku tiba-tiba berubah menjadi sosok yang sangat kejam dan seakan tidak menginginkan aku, selalu saja ada alasan bagi ibu untuk memarahiku, bahkan untuk alasan yang tidak masuk diakal sekalipun. Kakak yang selama ini melindungi dan menyayangiku pun tiba-tiba berubah seratus delapa puluh derajad. Jadi tidak perduli sama sekali terhadapku.
Akhirnya akupun memutuskan untuk keluar dari rumah dan melanjutkan hidupku sendiri. Sesekali aku mencoba untuk datang menjenguk ibu, tapi tetap ibu bersikap dingin padaku. Tapi itu tidak membuat aku membencinya, tidak sama sekali. Kujalani hidupku dengan penuh keyakinan untuk membuktikan pada ibu bahwa aku bisa membuatnya bangga, impian demi impian aku rajut dan berharap suatu saat akan kugapai satu per satu.
Sampai aku bertemu Edo, salah satu costumer yang sering menghabiskan siangnya di restoran tempat aku bekerja. Selama ini tenyata ia sering memperhatikanku. Bahkan sekali waktu ia menemukan aku sedang menangis di dekat toilet. Dari situlah aku dan Edo mulai menjalin pertemanan dan akhirnya ia menyatakan perasaannya kepadaku, ia adalah seorang pemain band. Sering ia menghiburku dengan membuatkan sebuah lagu, “hemm romantis kedengarannya kan..?!” yah… Edo memang cowok yang baik dan sangat romantis. Aku mulai merasakan hidupku lebih berarti pada saat itu, karena telah ada seseorang yang akhirnya mau peduli padaku. Aku sangat mengandalkannya, semua permasalahanku kuceritakan padanya. Dan diapun setia mendengarkan dan memberikan jalan keluar dari masalah-masalahku. Aku sangat termakan oleh kata-katanya, aku percaya sepenuhnya oleh Edo, sampai kuserahkan segalanya padanya. Yahh…semua yang ada pada diriku telah kuserahkan. Tapi ia berusaha meyakinkan aku akan mempertanggungjawabkan semuanya. Aku sedikit tenang mendengarnya.  Tapi ternyata itu tidak berlangsung lama, kebahagiaan yang kurasakan seketika lenyap setelah kumengetahui bahwa Edo adalah seorang gigolo. Ia ingin menjalin hubungan denganku hanya untuk mendapat pengakuan didepan teman-teman bandnya. Ia ingin memperlihatkan kepada teman-temannya bahwa dia bukan hanya dapat memikat perempuan-perempuan yang lebih tua darinya, tapi juga gadis-gadis sepertiku juga.  “Entah apa salahku sampai Tuhan menghukumku sedemikian kejamnya” gumamku. 
Waktu itu  aku kembali hancur, aku pun mulai malas masuk kerja dan serasa tidak percaya dengan orang-orang yang  aku temui dan kehilangan kepercayaan diri, sampai  aku bertemu dengan  Nora, kakak kelasku di SMP dulu. Dulu aku memang sempat sangat dekat dengan Nora dan akhirnya selepas SMP kita putus komunikasi karena ia harus ikut dengan Omanya ke Jakarta, selama ini Nora di asuh oleh Omanya, kedua orang tuanya meninggal saat ia masih umur 5 tahun. Setelah Oma Nora meninggal ia kembali ke Makassar dan menjalani hidupnya sebatangkara. Tapi untung masih ada sahabatnya cici yang setia mendukung dan memberinya support.
 Aku kira Kehadiran Nora akan memberiku secercah cahaya kehidupan yang baik, aku menceritakan apa yang selama ini aku alami sampai aku yang telah kehilangan keperawanan dan  dipecat dari tempat kerja aku karena laki-laki yang sangat aku tidak ingin kenal lagi. Nora mencoba meyakinkanku bahwa hidupku tetap cemerlang, dan memberiku semangat untuk kembali bangkit lagi. Nora mengenalkanku dengan salah seorang kenalannya, manager di sebuah club malam, Pak Widodo. Aku pun diterima bekerja disana sebagai waitress, namun setelah Pak Widodo mendengar cerita tentangku yang pandai menari dari Nora, Pak widodo mengenalkanku dengan seorang temannya yang memiliki sanggar. Aku kembali aktif, tapi kali ini bukan sebagai penari tradisional, malainkan seorang dancer. Tanpa pikir panjang akupun setuju untuk menjadi dancer di club itu, waitress sekaligus seorang dancer. Aku sangat senang telah dipertemukan dengan Nora lagi. Namun, ternyata aku semakin terjebak dalam gemerlap dunia malam. Kemudahan aku mendapatkan uang semakin membuat aku kalap dan gelap mata. Kehidupanku semakin hancur. Akupun tidak pernah lagi menemui ibuku dan menjenguk saudara-saudaraku. Nora yang selalu setia menemaniku saat aku susah dan senangpun melengkapi kebahagianku.
Dan pada suatu malam, Nora tiba-tiba mengutarakan hal yang sangat mengejutkanku. Ternyata selama ini ia adalah pencinta sesama jenis (lesbi). Aku sangat terperanjat. Aku mencoba meyakinkannya. “Nora kamu ini apa-apaan? Kamu ini aku udah anggap seperti kakak perempuanku, dan tidak sedikitpun aku berpikir untuk memiliki perasaan layaknya lawan jenis terhadapmu!!!” Nora yang tidak mau melepaskanku pun berkata “aku yang selama ini menemanimu melewati masa sulit, aku tulus sayang kamu Fla, tidak akan ada orang yang akan mampu memberimu ketulusan seperti aku…!” dia tetap bersikukuh meyakinkan aku.  Semenjak percakapan aku dan Nora, dan aku menolaknya, diapun meninggalkan aku.
****
Berbulan-bulan aku mencari Nora dan akhirnya aku dapat menemuinya disalah satu kontrakan teman lamanya, yang juga kakak kelasku semasa di SMP dulu. Aku akui aku sangat membutuhkannya, aku sangat lemah tanpa kehadiran Nora. Akupun mencoba menjalin hubungan terlarang itu, dan berharap dapat menyembuhkan Nora menjadi normal kembali, namun sayangnya bukan  Nora yang sembuh, malah aku yang semakin menjadi. Aku merasakan rasa sayang dan perhatian yang aku berikan ke Nora bukan lagi hal yang wajar. Aku menjadi cibiran teman-temanku, tapi aku sama sekali tidak memperdulikannya. Aku terlalu larut dalam lingkaran kehidupanku. Aku menjalani hidupku seakan kehidupanku ini akan berlanjut terus-menerus. Lupa bahwa ada saatnya aku berhenti. Menikmati hidup dan terus bersenang-senang, itulah aku yang sedang silau akan dunia fana. Melakukan apapun sesuka hati, sampai terjerumus dilembah paling mengerikan, rasanya terlalu dalam untuk orang dapat menyelamatkanku lagi.
Suatu malam, saat aku ingin berangkat kerja, seperti biasa Nora yang mengantarkan aku. Dijalan Nora menjalankan motornya dengan ugal-ugalan, tidak memperdulikan keselamatan dan kenyamanan pemakai jalan yang lain. Angin malam yang menyapu wajahku, sangat menyenangkan. Beradu dengan kecepatan diatas rata-rata. Namun, ternyata malam adalah malam yang sangat tidak aku harapkan. Aku dan Nora mengalami kecelaan, kami tidak menyadari bahwa motor kami melintasi jalan dari jalur yang berlawanan, tampak lampu sebuah truk yang menyilaukan mata, dan seketika semuanya gelap dan sepi. Aku terpental kesisi jalan, samar-samar kulihat Nora dan setelah itu aku tidak ingat lagi.
***
Aku koma selama seminggu, mengalami  patah tulang dibagian kanan kakiku, dan juga leher. Aku harus mengenakan gips untuk menopang kepalaku. Aku tiba-tiba teringat pada kecelakaan yang mengerikan itu, “Nora…? Mana Nora???” aku panik dan cemas ketika mengingatnya. Dokter  yang menanganiku selama ini pun mencoba menenangakanku, “mbak, tenang dulu yah…mbak itu baru sadar, jangan pikir  yang berat-berat dulu  dokter itu mengingatkanku” tapi aku tetap saja memaksa untuk diberi tahu tetang kondisi Nora. Dan akhirnya dokter itupun mengalah dan mencoba menceritakan semuanya. Nora meninggal pada kecelakaan itu, ia terlindas oleh truk itu. Aku kembali pingsan setelah mendengar kabar itu. Aku tidak dapat membayangkan suramnya kehidupanku tanpa Nora lagi.
Tiga bulan kemudian
            Setelah melewati masa penyembuhan aku mengunjungi makam Nora yang bersebelahan dengan makam kedua orang tuanya. “Kini aku betul-betul sendiri,” tidak akan ada lagi orang yang akan memperdulikanku. Aku terus saja menangis. Sewaktu mendengar tentang kematian Nora sontak semangatku untuk sembuh raib. Aku tidak mau menjalani perawatan, tidak ingin sembuh lagi, “tak ada gunanya juga” gerutuku. Tapi dokter itu sangat sabar dalam menghadapiku, dia sangat sabar memberikan aku semangat untuk kembali bangkit dan mau menjalani terapi penyembuhan lagi. Semakin keras aku menolak, semakin sabar dokter itu menasihatiku. “kamu nggak usah pura-pura prihatin dan baik padaku, toh kamu tidak kenal aku kan??! Sudahlah…!!!” bentakku kala itu. Tapi dia tidak pernah menyerah. Akhirnya akupun mau menjalankan terapi penyembuhanku meskipun dengan hati sedikit dongkol, iyalah..dongkol melihat dokter yang sangat keras kepala itu. Menyebalkan!!!
Sejak itu aku mulai akrab dengan dokter itu, namanya Farid. Usianya 6 tahun lebih tua dari aku. Dia mulai mencari tahu tentang masa lalu aku, tapi aku berusaha untuk tidak menceritakan apa pun padanya. Aku trauma dengan semua kejadian ini. Dan ternyata, dia mencari tahu semuanya tanpa sepengetahuanku.  Dia hanya perlu beberapa clue dariku dan dia pun mencari tahu semuanya. “Dasar licik kamu kak” ujarku setelah mengetahuinya. “hehehe…abisnya kamu nggak mau ceritain ke aku, yaaa udah aku cari tahu sendiri deh. Maaf yahh…” senyumnya yang meneduhkan hati.
            “Fla, kalau boleh aku saranin kamu memulai kehidupan kamu dari nol lagi, dijalan yang labih baik, Allah udah ngasih kamu kesempatan kedua, jangan kamu sia-siakan lagi. Memaafkan diri sendiri juga sangat penting. Menjudge dirisendiri adalah perbuatan yang sangat bodoh…apa yang kita peroleh dari penghakiman atas dirisendiri? Tidak ada…kecuali ketertinggalan dan penyesalan tiada berujung. Pada dasarnya kesalahan yang paling bodoh yang pernah kita lakukan sebaiknya kita jadikan sebagai bahan pembelajaran bukan alasan untuk menghukum diri sendiri. Toh, bukan hanya kita saja yang pernah melakukan kesalahan ataupun kebodohan. Selalu ada kemudahan dik, dibalik kesukaran. Percaya deh…kamu nggak akan pernah sendiri, DIA Maha Melihat, DIA terus mengawasimu, jangan takut melangkah. Kamu selama ini hanya bergantung dengan orang-orang disekelilingmu, seakan-akan merekalah yang memberikan segalanya untukmu, kamu lupa bahwa mereka pun itu bergantung pada-NYA. Jadi ngapain kamu mengharap kepada hal-hal yang juga tidak punya daya.? Selama kamu minta untuk selalu diberi petunjuk, InsyaALLAH DIA akan menunjukkan jalan yang benar. Ingat Fla, kamu nggak akan pernah sendiri” nasihat k’ Farid itulah yang membuat aku sadar betapa selama ini aku terlalu jauh melangkah meninggalkan jalan-Nya. Lupa akan hakikat keberadaanku. Akupun berjanji untuk memulai semuanya dengan baik. “terimakasih kak…” ujarku. “ya…sama-sama Fla…”
            Pada saat ulang tahunku yang ke-22 k’Farid memberikan hadiah yang sangat indah kepadaku, k’Farid memberiku mukena. Mungkin bagi orang lain ini hanyalah kado yang sangat biasa saja, bahkan mungkin ada yang menganggapnya konyol. Tidak ada apa-apanya dibandingkan kado-kado ulang tahun yang diberikan sebelumnya oleh orang-orang terdekatku dulu. Tapi buatku ini sangat istimewa. “kamu kan udah lama nggak sholat, pasti mukena pun kamu nggak punya, makanya kakak ngasih ini buat kamu. Semoga kamu suka yahh…” katanya saat melihat keherananku setelah membuka isi kotak yang diberikannya padaku.”kelak kamu pasti membutuhkan itu…” Aku hanya dapat membalasnya dengan seulas senyuman. Selama  ini aku dibesarkan dalam keluarga yang kurang memperhatikan masalah agama, kami diberi kebebasan sebebas-bebasnya, termasuk dalam menjalankan ibadah. Aku bahkan tidak ingat lagi kapan terakhir kali aku shalat dan memuja Asma Allah.
Allah mendengarkan do’aku. DIA mengirimkan seorang malaikat untuk menjagaku dan mengingatkanku saat aku lalai. Dan barulah aku tahu mengapa k’Farid begitu baik dan sabar menghadapi sikapku yang sangat keras selama ini. Itu karena aku ada kemiripan dengan almarhumah adiknya. Yang meninggal dalam kecelakaan karena kasus yang sama denganku, ugal-ugalan dijalan raya 2 tahun lalu. Adiknya pun terjebak dalam pergaulan bebas, dan karena kesibukannya dan kesibukan kedua orang tuanya maka tidak ada satupun yang mengontrol dan memperhatikan adiknya. Barulah k’Farid menyesal setelah kehilangan satu-satunya adik perempuannya itu. Saat melihatku dia bertekad ingin merawatku hingga pulih. Sosok yang sabar dan penyayang itulah yang membuatku akhirnya yakin untuk menerima lamaran k’Farid setelah dia meyakinkan aku bahwa statusku pada masa lalu tidak akan mengusiknya dan cukup dia, aku, Allah dan penggalan masa laluku yang tahu tentangku dimasa lalu. Dan dia siap membimbingku untuk hidup yang lebih baik. K’Farid berhasil meluluhkan hati keras ibu dan kakakku. Sejak saat itulah aku merasa terlahir kembali, dan berjanji akan selalu melangkah dilajan yang telah ditunjukkan olah-NYA. Mukena itu pun akan tetap bersamaku, mukena pertamaku dalam hidupku yang kedua.     
Fla dan K’ Farid (mereka yang memberikan inspirasi untukku, they are really there) thank’s a lot
_Miftah_

Tidak ada komentar: