everything begining from here

everything begining from here

Rabu, 21 Desember 2011

Terang Bulan


Terang Bulan
“hei, tidak niat mengajak saya pulang bareng entar?”
“hemmm, boleh, entar aku jemput dimana?”
“jemput di polsekta timur aja yan, gimana?”
“hahahha, ogahh..”
“hehehe, saya juga cuma bercanda kok, trus yan pulang kantornya jam berapa hari ini? Kalau udah kelar kerjanya, saya langsung ketempat yan saja…”
“iya, dikit lagi yah kak…”
“oke kabarin aja kalau gitu.”
“siiiplaaahh…”
Saya masih merapikan barang-barang dan beberapa berkas laporan yang masih sangat berantakan di atas meja, 30 menit lagi dia menjemput saya dikantor ingin mengajak makan malam. Ini tidak seperti biasanya, dua hari yang lalu kami baru saja bertemu dan sekarang dia mengajak ketemuan lagi padahal biasanya jadwal ketemuan kami itu sekali seminggu. Dan itupun jaraknya tidak berselang 2 hari seperti ini. Yah, itulah kami. Orang yang melihat pasti akan geli melihat tingkah kami, “harus yah ada jadwalnya untuk ketemuan?” tanya seorang teman suatu waktu. “sebenarnya bukan dijadwalkan geby, cuma yah gitu… entah kenapa semuanya berjalan teratur begitu saja. Dan jadwalnya pun sama sekali tidak pernah kami bicarakan sebelumnya.” Penjelasanku panjang lebar dengan seorang teman yang tidak habis pikir dengan apa yang sering saya lakukan. Ini memang aneh tapi inilah kami, dan tidak sedikitpun saya merasa terganggu dengan kebiasaan seperti itu.
“kita makan apa yah malam ini yan?”
“seperti biasa saja lah, saya ikut…” jawabku singkat sambil tersenyum.
“hemm, kalau gitu kita makan sate saja yan, gimana?”
“lanjuuttt….”
“tapi sebelum pulang, kita nyari oleh-oleh dulu yah…”
“iya, boleh. Lagian aku tidak terburu-buru kok kak.”
“oke, kita makan dulu kalau gitu, sudah lapar sangattt..”
saga-sate gaul” disini tempat saya dan teman-teman jika ingin makan sate, tempatnya sebuah tenda dipersimpangan jalan dekat dengan sebuah rumah sakit. Tidak ada plang ataupun spanduk yang menunjukkan kalau ada yang jualan sate ditempat itu, tapi saga tetap ramai oleh pengunjung yang ingin makan sate, hal itu karena rasa satenya yang memang enak, dagingnya lunak dan bumbunya juga passsss di lidah. Hemmm yummyyy… ^_^
Kelihatannya dia sangat lapar malam itu, ternyata makan siangnya sedikit (hihihi, memang dasar sie porsi jumbooo…), ketika saya tanya kenapa makan siangnya sedikit, dia menjawab “soalnya tadi itu diundang hajatan yan, sama orang kantor kalau makannya banyak kan malu kalau diliatin orang, bisa jatuh pamor saya.” Hahaha, ada-ada saja, dia memang orang yang sangat menjaga hal yang satu ini, tidak ingin ketahuan kalau makannya banyak (jiyaahh…).
Setelah kami selesai makan malam, saya menemaninya mencari oleh-oleh pesanan mamanya untuk dikirim ke Malang dan setelah itu dia menawariku membeli terang bulan, “mau nyoba terang bulan yang biasa aku beli yan?,” “boleh, memangnya kakak sekalian mau beliin mamanya juga?,” “iya nih…” “oke deh kalau gitu”
Selama ini kalau mau makan terang bulan biasanya di Gudang Rasa, pertama kali saya mencoba ditempat ini, dan sampai dirumah, saya mencoba terang bulan yang dia beli dan ternyata rasanya enak juga, adonan terang bulannya lembut. Hemmm, kumplit sudah makan malam dan di tutup dengan terang bulan special dari orang paling menyebalkan sedunia. Hahaha…. Thank’s ^_^

Tidak ada komentar: